Umat Islam mengutuk keras dan berduka atas jatuhnya korban dalam aksi teror pelemparan bom molotov di depan Gereja Oikumene, Samarinda, Kalimantan Timur, pada hari Minggu (13/11) kemarin.
Intan Marbun, balita berusia 2,5 tahun itu meninggal saat menjalani perawatan di rumah sakit dan puluhan lainnya luka-luka.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyampaikan bela sungkawa.
"MUI mengucapkan bela sungkawa atas korban meninggal dunia peristiwa bom molotov di depan Gereja Samarinda. Ini merupakan tragedi kemanusiaan yang sangat menyedihkan," kata Wakil Ketua MUI Pusat Zainut Tauhid, Senin (14/11/2016), seperti dilansir detikcom.
MUI mengecam aksi-aksi terorisme yang mengatasnamakan agama. Islam menurut Zainut adalah agama yang mengajarkan perdamaian.
"Islam adalah agama rahmatan lil alamin (rahmat bagi semesta alam-red), agama perdamaian yang melarang pemeluknya melakukan perusakan dan pembunuhan. Apalagi terhadap rumah ibadah, kaum perempuan dan anak-anak," ujar Zainut.
Umat Islam juga telah melakukan penggalangan dana untuk para korban dan keluarganya.
"Kemarin kita sudah start galang dana utk #BantuKorbanBomSamarinda. Alhamdulillah per tadi pagi sudah terkumpul Rp50juta. Sepertinya diperlukan dana lebih banyak lagi untuk korban dan keluarga korban. Bantu share ya...," ujar trainer dan pengusaha muslim, Ippho Santosa, di laman facebooknya, Rabu (16/11).
Mari kita bantu sesama kita. Jaga toleransi antar umat beragama. Jangan mau diadu domba.
Rek BCA 676-025-4434
a/n Aksi Cepat tanggap
0 comments:
Post a Comment