Perang Hoax

By

Elfans BawalsyahAkhir-akhir ini, banyak  berseliweran posting tafsir "om telolet om" yg kemudian di arahkan ke penafsiran aqidah.

Ada yg menafsirkan "om telolet om" berasal dari gabungan bahasa sanskerta dan swahili yg kemudian menjadi "puja yahweh puja". Seperti yg diketahui, yahweh adalah penyebutan utk Tuhannya bangsa yahudi. Tiba2 saja umat islam yg hidup semangat beragamanya, menyebar postingan ini melebihi kecepatan cahaya. Padahal kita tahu, bahwan fenomena "om telolet om" tidak lebih dr viral yg dibuat oleh anak2 kecil Jepara. Ketika dilakukan "tracing" asal muasal postingan tsb, rupanya berasal dari akun palsu Ust Bachtiar Nasir yg entah sejak kapan akun ini ada dan kita tdk ketahui siapa pengelolanya.

Krn sdh terlanjur posting, teman2 yg besar semangat berislamnya ini, diserang bertubi2 utk merusak keridibilitasnya.

Jadilah postingan ini sbg nila yg merusak susu sebelanga. Seolah2, berita apapun (walau benar) yg diviralkan aktivis islam, dicap sbg berita palsu, intelektual rendah dan hinaan lainnya.

Efeknya, teman2 yg islam abangan kalangan rasional mengamini hal ini. Bersama2 membully umat islam sendiri, padahal ia juga miskin upaya utk mencari kronologis peristiwa.

Mereka hanya berhenti pada kata prihatin, ikut mempermalukan dan tak ada upaya serius memperbaiki citra agamanya sendiri. Seolah2 berislam ala kadar lebih baik drpd org2 yg punya semangat belajar islam yg benar.

Tidak hanya pada kasus ini. Pada kasus yg lain, ada artikel yg menafsirkan kedatangan ya'juj dan ma'juj sbg pertanda akhir zaman. Seperti diketahui, umat islam memang mengimani tanda ini sbg satu diantara tanda datangnya hari kiamat. Namun, utk penafsiran yg benar masih menjadi khilafiyah antar ulama.

Tiba2 ada org yg memanfaatkan hal ini dg posting berita bahwa ya'juj dan ma'juj sdh dtg. Lalu posting gambar hoax penampakannya dg mengambil karakter pd film star wars. Sontak, umat islam yg membaca postingan merasa mendapat pembenaran akan keyakinannya. Tanpa uji kevalidan serta bertanya kepada ulama, mereka viralkanlah postingan itu. Lalu seperti pola yg sudah2. Muncul klarifikasi, umat islam di bully, rasa percaya diri umat runtuh, org2 islam abangan ikut mengamini.

Saudara ku, melihat situasi negara saat ini, saya himbau utk lebih berhati2. Sekarang marak org membuat akun palsu atas nama ulama atau website yg berbau islam. Ada yg niatnya memang merusak islam, tp ada jg utk sekedar cari keuntungan.

Lalu mereka posting berita hoax. Tanpa sengaja, teman2 muslim yg belum terbiasa menilai kesahihan sebuah berita/mungkin terjebak dg logika2 yg dibuatnya, ikut serta memviralkan.

Setelah viral, lalu muncullah penjelasan yg sebenarnya, membuat mereka yg terlanjur posting kehilangan kekuatan moral. Ya...targetnya selalu sama. Membuat kekuatan moral yg mengkristal di dalam diri umat islam hancur-lebur.

Sadar atau tidak, pola2 seperti ini adalah pola2 penggembosan yg biasa dilakukan sbg bahagian dr strategi peperangan. Pola ini dimanakan dg "Decoy" atau "Destruction Bait". Prinsip penghancuran "moral force" utk memenangkan perang, sdh diyakini oleh banyak ahli perang sejak zaman sebelum masehi. Salah satunya adalah Sun Zhu. Pakar perang yg prinsip2 perangnya sdh diinternalisasi dlm banyak bidang utk memenangkan persaingan seperti bidang bisnis, militer, pendidikan, politik, ideologi dll.

Kita harus menyadari sepenuhnya, era peperangan sekarang sdh masuk ke era baru. Seperti yg dipaparkan oleh Panglima TNI, Bpk Gatot Nurmantyo, bahwa sekarang adalah era perang proxy (proxy war). Dunia medsos adalah salah satu alat termudah menempatkan proxy/bidak palsu utk mewakili org/golongan tertentu utk menghancurkan mereka dari dalam, seperti yg terjadi pd umat islam. Dunia maya adalah "borderless world", batas2 antar negara relatif memudar dan sulit terlacak. Siapa saja dapat membuat kepentingan apa saja utk mendapatkan keuntungan sebesar2nya.

Kami mencoba mengamati pola2 ini dan mencoba menghubungkan jejak yg ditinggalkan. Wal hasil, polanya selalu sama. Hari ini memang terjadi perang hoax. Apa yg bs kita pahami? Pola yg sama ini (jika kita punya teknologi yg tepat) pastilah bs menggiring kita pd aktor intelektual yg sama. Saat ini memang terjadi pembusukan sistematis. Agar #Spirit212 yg sdh terhimpun mengalami anti-klimaks.
Kita coba list, apa yg sdg terjadi:
1. Penyerangan massive thd lembaga terpercaya umat islam terutama MUI dan ulama. Merusak keridibilitasnya dan menyerang personal2 di dalamnya dg cara mencari2 aib mereka. Tujuannya utk menggembos kekuatan utama umat islam.

2. Broadcast rutin, berita2 hoax dg muatan "Logical fallacies" (logika yg terlihat baik, tp sebenarnya sesat). Biasanya memanfaatkan kesalahan umat islam yg suka dg cara2 pikir cocokologi. Suka share berita dr web yg tdk jelas. Bisa jg dg menyerang komunitas/grup yg isi pembicaraannya tdk menggunakan referensi yg jelas (debat kusir) dan meminjam semangat mereka utk menebar kepalsuan ini. Dg target penghancuran moral dan merusak kredibilitas pribadi mereka. Sehingga, org islam abangan semakin menjauh dr islam itu sendiri.

3. Upaya labelisasi teroris kpd seseorang/golongan org tertentu yg menjadi sala satu unsur dr islam. Ada yg menarik dg fakta ini. Upaya labelisasi selalu muncul diarea (flag) yg gerakan keislamannya kuat dan dinamis. Biasanya org yg terkena label adalah org yg dikenal taat ibadah, krn sering kemesjid, tapi memiliki jaringan sosial yg lemah. Sehingga rentan dikriminalkan tanpa ada perlindungan sosial. Pola yg lain jg terjadi pd org2 yg semangat islamnya tinggi, namun pemahamannya rendah. Dikondisikan menjadi target yg mudah utk diteroriskan.

4. Upaya teror terhadap aktivis intelektual islam yg tdk bs dijebak dg pola no1-3. Khusus utk org2 ini, mereka akan ditakut2i dan diintimidasi baik dg psikis, ancaman hukum, dan teror org tak dikenal yg mengancam diri dan keluarga mereka. Saat ini, org2 yg menjadi tulang punggung #aksi212 sdg dikriminalkan dg tuduhan makar.

5. Membenturkan umat islam yg semangat islam tinggi tapi pemahamannya rendah dg umat beragama yg lain. Anda jgn heran, eskalasi konflik umat islam dg umat lain meningkat menjelang natal dan tahun baru. Mereka berupaya memperbesar api konflik dg memanfaatkan sentimen teman2 non-muslim yg tdk paham gejolak yg terjadi di dlm internal umat islam. Atau mmg ada upaya "oknum" dr dlm umat non-muslim utk memunculkan aktor2 baru penistaan agama. Tujuannya agar umat islam yg terbiasa reaktif, terdorong utk melakukan tindakan anarkis.

Alhamdulillah, kita salut thd umat islam di jambi yg mampu bertindak rasional. Sehingga "decoy" tdk termakan, dan umat islam tak bs dicitrakan "anti-kebinekhaan" seperti yg selama ini dituduhkan olh org2 biadab ini.

Oleh sebab itu saudara ku. Ada beberapa hal yg harus segera kita lakukan:
1. Jangan mudah terpancing dg isu/berita/sumber yg tdk bs diketahui derajat kesahihannya. Terutama utk tema2 yg membutuhkan tafsir dr pakar. Maka tanyakan kpd org2 yg kita kenal memahami prmasalahan tsb sebelum diposting

2. Tindak lanjuti semangat berislam kita dg aktif diberbagai organisasi/komunitas islam yg diakui negara dan memiliki kredibilitas yg baik. Entah itu Muhammadiyah, NU, Salafy, Jama'ah Tabligh, PKS, Hidayatullah, Al Irsyad, DDII, dll. Agar, semangat berislam bs disalurkan dg benar dan kita tdk menjadi org2 yg rentan scr sosial.

3. Bergabung dg komunitas cyber seperti semut ibrahim, garda maya, cyber muslim dll. Sehingga punya sumber pembanding utk mengecek kesahihan berita, terutama yg dicurigai sbg "decoy".

4. Tidak menggantungkan sepenuhnya sumber berita dr media mainstream. Seperti yg diketahui, banyak yg membawa misi bayaran.

5. Tunjukkan kesantunan bg perwajahan islam ketika beradapan dg pihak2 yg memancing kemarahan kita. Hindari penggunaan kosa kata kasar. Jika menjurus ke debat kusir dan kita tak mampu mengelolanya.

Sebaiknya ajak pihak lain sbg penengah atau dicukupkan saja. Krn dikusi itu bukan masalah menang-kalah. Tapi, yg kita cari adalah membedakan benar-salah. Jika oknum tsb nyolot dan dicurigai sbg akun bayaran. Cukup cuekkan saja. Kita bs cek akun bayaran itu dr profilnya yg tdk wajar.

6. Selektiflah dlm menerima pertemanan. Jika memang dirasa org tsb tdk dikenal/dr profilnya/postingannya sering provokatif dan bernuansa jebakan.

7. Berhati2lah thd posting yg berimplikasi hukum/menghina simbol negara sprti: lambang negara, bendera, dll. Pasal karet pd UU ITE yg baru membuat kita mesti sedikit lihai mengemas postingan.

8. Tetap pupuk ghiroh keislaman kita dg membaca buku, mendatangi majelis pengajian, diskusi, dll

Demikian, semoga bemanfaat. Mari saling menguatkan dan berpegang teguh pada nilai2 keislaman yg benar, utk menjaga NKRI tetap berkibar.

Share on Google Plus

About Hanafi Idris

0 comments:

Post a Comment