JAKARTA - Presiden RI Joko Widodo hari Kamis (29/12) kemarin melepas bantuan untuk pengungsi Rohingya di Myanmar. Setidaknya ada 10 kontainer yang dikirim melalui pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.
"Sepuluh kontainer tersebut berisikan mie instan, makanan bayi berupa gandum dan sereal, sarung. Ini barang-barang yang diminta dari sana setelah Menteri Luar Negeri (Retno Marsudi) berkomunikasi dengan di sana," kata Presiden di Terminal 3, Dermaga 302, Tanjung Priok, Kamis (29/12).
Pengapalan bantuan kemanusiaan tersebut merupakan tindak lanjut dari komunikasi pemerintah Indonesia dengan Myanmar mengenai pentingnya akses bantuan kemanusiaan ke Rakhine State. Bantuan kemanusiaan tersebut diperuntukkan bagi komunitas muslim dan pihak lain yang membutuhkan di Rakhine State.
Indonesia telah menyampaikan keprihatinannya terhadap memburuknya situasi keamanan dan kemanusiaan di Rakhine State. Indonesia juga telah menyampaikan agar dalam upaya mengembalikan keamanan dan meneruskan pembangunan ekonomi di Rakhine State, maka prinsip perlindungan, penghormatan terhadap HAM dan pendekatan pembangunan yang inklusif perlu diutamakan.
Mesin diplomasi Indonesia telah bekerja dan hadir tanpa menggunakan megaphone diplomacy. Pendekatan konstruktif diutamakan agar aspek kemanusiaan dapat segera ditangani dan rencana jangka panjang dapat dirancang secara berkelanjutan.
Komunikasi intensif terus dilakukan dengan Pemerintah Myanmar. Beberapa titik komunikasi penting antara lain; Pertemuan Menlu RI dengan State Counsellor Myanmar Daw Aung San Suu Kyi, di Myanmar tanggal 6 Desember 2016, Pertemuan Presiden RI dengan Kofi Annan 9 Desember 2016 di Bali, Pertemuan Retreat Menlu ASEAN tanggal 19 Desember 2016 di Yangon dan pertemuan kembali Menlu RI kembali dengan State Counsellor Myanmar tanggal 19 Desember 2016 di Myanmar.
Presiden RI berharap bantuan yang diberikan oleh Pemerintah Indonesia dapat diterima dengan baik sebagai bentuk kepedulian kepada sesama manusia dan tetangga dekat.
Bantuan ini merupakan tindakan nyata Pemerintah Indonesia yang dihargai tidak hanya oleh komunitas ASEAN tetapi juga oleh masyarakat internasional.
Selanjutnya, Pemerintah RI juga telah melakukan koordinasi dengan masyarakat Indonesia serta pemangku kepentingan lainnya untuk membantu menyalurkan bantuan langsung ke Rakhine State.
Sumber: Kemlu.go.id
"Sepuluh kontainer tersebut berisikan mie instan, makanan bayi berupa gandum dan sereal, sarung. Ini barang-barang yang diminta dari sana setelah Menteri Luar Negeri (Retno Marsudi) berkomunikasi dengan di sana," kata Presiden di Terminal 3, Dermaga 302, Tanjung Priok, Kamis (29/12).
Pengapalan bantuan kemanusiaan tersebut merupakan tindak lanjut dari komunikasi pemerintah Indonesia dengan Myanmar mengenai pentingnya akses bantuan kemanusiaan ke Rakhine State. Bantuan kemanusiaan tersebut diperuntukkan bagi komunitas muslim dan pihak lain yang membutuhkan di Rakhine State.
Indonesia telah menyampaikan keprihatinannya terhadap memburuknya situasi keamanan dan kemanusiaan di Rakhine State. Indonesia juga telah menyampaikan agar dalam upaya mengembalikan keamanan dan meneruskan pembangunan ekonomi di Rakhine State, maka prinsip perlindungan, penghormatan terhadap HAM dan pendekatan pembangunan yang inklusif perlu diutamakan.
Mesin diplomasi Indonesia telah bekerja dan hadir tanpa menggunakan megaphone diplomacy. Pendekatan konstruktif diutamakan agar aspek kemanusiaan dapat segera ditangani dan rencana jangka panjang dapat dirancang secara berkelanjutan.
Komunikasi intensif terus dilakukan dengan Pemerintah Myanmar. Beberapa titik komunikasi penting antara lain; Pertemuan Menlu RI dengan State Counsellor Myanmar Daw Aung San Suu Kyi, di Myanmar tanggal 6 Desember 2016, Pertemuan Presiden RI dengan Kofi Annan 9 Desember 2016 di Bali, Pertemuan Retreat Menlu ASEAN tanggal 19 Desember 2016 di Yangon dan pertemuan kembali Menlu RI kembali dengan State Counsellor Myanmar tanggal 19 Desember 2016 di Myanmar.
Presiden RI berharap bantuan yang diberikan oleh Pemerintah Indonesia dapat diterima dengan baik sebagai bentuk kepedulian kepada sesama manusia dan tetangga dekat.
Bantuan ini merupakan tindakan nyata Pemerintah Indonesia yang dihargai tidak hanya oleh komunitas ASEAN tetapi juga oleh masyarakat internasional.
Selanjutnya, Pemerintah RI juga telah melakukan koordinasi dengan masyarakat Indonesia serta pemangku kepentingan lainnya untuk membantu menyalurkan bantuan langsung ke Rakhine State.
Sumber: Kemlu.go.id
0 comments:
Post a Comment