Erdogan: Turki Sekarang Menjadi Negara Berpenghasilan Tinggi



Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan baru-baru ini mengumumkan bahwa Turki sekarang ini telah diklasifikasikan oleh Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD/the Organisation of Economic Cooperation and Development) sebagai negara berpenghasilan tinggi. Demikian dilansir MEMO (27/12/2016).

Pernyataan Erdogan ini disampaikannya selama pidato yang disiarkan melalui saluran televisi saat merayakan pembukaan terowongan pertama di bawah Selat Bosphorus di Istanbul, yang menghubungkan wilayah Turki bagian Asia dengan wilayah Turki bagian Eropa. Turki adalah satu-satunya negara di dunia yang wilayahnya ada di dua benua: Asia dan Eropa.

Erdogan mengungkapkan bahwa biaya proyek terowongan bawah laut itu mencapai angka 718 juta Lira Turki ($205 juta dollar). Terowongan di bawah Selat Bosphorus tersebut merupakan hasil pengembangan terbaru infrastruktur di Turki, dibawah kepemimpinan Erdogan.

Presiden Turki itu juga mengatakan bahwa jumlah terowongan-terowongan mobil di Turki meningkat jumlahnya dari angka 83 di tahun 2002 menjadi 393 terowongan dengan pembukaan terowongan Selat Bosphorus ini. Selain itu jumlah bandara di 81 Provinsi di negara Ottoman itu kini meningkat jumlahnya dari 26 menjadi 55 bandara udara selama periode yang sama.

Erdogan menambahkan bahwa Turki terbukti mampu mengembangkan infarstrukturnya, terlepas dari tantangan keamanan (terorisme) yang saat ini dihadapinya.



Terowongan baru ini akan memangkas waktu perjalanan dari sebelumnya 35 menit hanya menjadi 8 menit saja.

Terowongan Selat Bosphorus ini juga diharapkan akan menghemat waktu sebanyak 345.655 jam dan bahan bakar hingga 8,3 juta liter setiap tahunnya serta mendapatkan pemasukan sekitar 38,2 juta Lira Turki ($10.8 juta dollar) bagi perekonomian nasional.

Saksikan video ini.

[video 1 - rancangan Terowongan Selat Bosphorus]



[video 2 - Saat Erdogan mersemikan Terowongan Selat Bosphorus dengan mengucap "Ya Allah... Bismillah". Didahuli dengan doa yang dipimpin Ketua "MUI" Turki]


Share on Google Plus

About Hanafi Idris

0 comments:

Post a Comment