Ketua LDK PWM DKI Jakarta, Sindir Luhut BP Urusi CEO BUMN Yang Bukan Ranahnya

Keheranan atas ucapan Menko Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan yang dianggap sudah keluar dari relnya sebagai Menko kemaritiman untuk menanggapi persoalan terkait dengan CEO untuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

“Orang ribut, presiden memikirkan CEO BUMN orang bule. pelatih PSSI juga bule kok enggak pada ribut ? Jadi ini kan menchalenge (menantang), kalau memang enggak bisa orang Indonesia ya kita pake aja bule, nah begitu aja ribut, terus malah bilang enggak nasionalis,” ujar Luhut, Senin (9/1).


Ucapan luhut inilah yang mengundang kontroversial, dan berbagai tanggapan dari masyarakat, salah satunya dari Ketua Lembaga Dakwah Khusus PWM (Pimpinan Wilayah Muhammadiyah) DKI Jakarta, Mohamad Noufal Dunggio. Menurutnya kali ini Luhut sudah terlalu jauh mengurusi yang bukan tupoksinya sebagai seorang Menko Bidang Kemaritiman.

“Luhut mungkin ingin menjadi Wakil Presiden atau mungkin The second President (Presiden kedua) segala yang bukan bidang kerjanya juga di urusin,” ujar Noufal merasa heran. Keheranan Noufal dikarenakan Luhut yang sudah melangkah jauh dari ranahnya, sementara perumpamaan yang digunakan juga sudah melenceng jauh.

“Persoalan pelatih bola PSSI memakai orang bule, tentu saja beda dengan memakai orang bule untuk menjadi CEO BUMN, pelatih bola itu tenaga ahli, jadi kalau BUMN mau pakai tenaga ahli untuk suatu bidang atau staf ahli bisa saja, masa CEO harus dari luar juga,” ujar Noufal  yang menjamin jika masih banyak orang Indonesia yang pantas menjadi CEO BUMN, hanya saja menurutnya jika CEO BUMN saat ini tidak berhasil bisa saja karena salah orang.

“Masa dulunya kerja cuma tukang demo dan kritik lalu karena dekat dengan “menjilat” Jokowi lalu harus menjadi CEO BUMN ?” singgung Noufal, mencontohkan para relawan Jokowi yang begitu mudahnya menjadi komisaris dan beberapa jabatan penting di BUMN. Salah satunya Komisaris PT. Adhi Karya, Fadjroel Rahman yang selama ini dikenal hanya suka mengkritik pemerintah sebelumnya.

Bahkan Noufal seakan ingin mengingatkan Luhut, jika perbedaan antara Timnas dan BUMN sudah tentu sangat jauh untuk masyarakat Indonesia, ” Timnas itu untuk olahraga dan itu hiburan untuk masyarakat Indonesia, sementara BUMN itu untuk hajat hidup orang banyak di negeri ini,” pungkas Noufal yang juga menjabat sebagai Sekretaris Komite Dakwah Khusus (KDK) MUI Pusat.
Share on Google Plus

About Hanafi Idris

0 comments:

Post a Comment