“Kenapa pada kasus ini belum lengkap bukti tapi sudah main tangkap saja. Dimana asas praduga tak bersalahnya. KPK Jangan bias ! KPK jangan berstandar ganda..!! Apa yang dimaksud OTT”, ungkap Diana, pengurus AILA Indonesia, sabtu (28/01/2017).
Beliau melanjutkan, kalau orang punya uang banyak apakah sudah pasti uang itu milik orang lain. Atau buat orang lain. Atau baru niat. Kenapa berlaku hukum niat pada kasus lain sementara yang ini tidak. “Kenapa kasus Sumber Waras yang sudah ada temuan BPK malah dibilang tidak ada niat jahat pelakunya. Padahal sudah ada temuan kerugian negara 191 Milyar”, tanya Diana.
Diana pertanyakan maksud dari KPK melakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT) pada Patrialis Akbar. “Lha wong beliau sedang jalan-jalan sama istrinya di mall kok. Duit yang dimaksud juga tidak bersamanya. Mr. K punya duit dari Mr. B buat umroh dan bisnis impor sapinya. Memang jumlahnya banyak. Tapi apa sudah pasti ada hubungannya dengan pak Patrialis Akbar. Duit tidak sedang berada di telapak tangan beliau. Apa yang dimaksud OTT?”, paparnya.
Lebih lanjut beliau mengatakan, berkas Judicial Review saat penangkapan juga tidak ada. Tidak ada barang bukti bersamanya. “Tapi KPK main tangkap saja. Itu namanya bukan OTT. Tolong KPK beri pelajaran politik yang benar kepada masyarakat. Tolong diluruskan..! Apa yang dimaksud OTT..?”, geram Diana.
“Benar-benar tidak habis pikir.. Kok bisa-bisanya pak Patrialis dibilang kena OTT. Lebih kejamnya lagi Jawapos yang bilang beliau ditangkap tangan di hotel esek-esek bersama seorang perempuan. Naudzubillah min dzalik, ini media paling fitnah. Ini berita tidak bermutu”, tambahnya.
“Ini BUKAN OTT. Ini murni JEBAKAN. Ini murni FITNAH”, ujar Diana. Diana mengajak masyarakat Indonesia agar membuka mata membuka telinga.
“MK sedang berbenah. Apakah berbenah dari orang-orang yang lurus dan hanif seperti beliau..?! Beliau yang selalu menegakkan keadilan dan memberantas kedzholiman”.
“Sayalah saksinya. Demi Allah Yang menguasai lisan saya. Sidang demi sidang Judicial Review yang saya saksikan dengan mata kepala sendiri”,
“Demi Allah sekali lagi.. Saya melihat sendiri bagaimana beliau dengan gigihnya memberantas kemaksiatan, kedzholiman dan ketidakadilan di negeri ini”.
“Dan ternyata… Oh ternyata.. Orang seperti inilah yang tidak disukai di rezim ini”.
“Kenapa MK berbenah…
Ingat.. Sebentar lagi akan ada Pilkada. Sidang sengketa Pilkada tentu akan digelar di MK. Sidang jenis ini akan amat sangat sarat dengan muatan politis. Orang-orang seperti pak Patrialis yang tentu akan berlaku jujur dan hanif, tentulah amat sangat sulit untuk diajak kompromi. Betapa kejamnya fitnah ini”.
“Pak Patrialis… Satu saja kesimpulan saya untukmu.. Boleh jadi engkau sedang dihinakan di muka bumi ini. Tapi saya yakin, Allah sedang memuliakanmu di langit”, ungkap Diana. (HL/TG) (Persis)
http://www.moslemtoday.com/basuki-hariman-saya-tidak-pernah-kasih-uang-ke-pak-patrialis-beliau-berjuang-apa-adanya/
0 comments:
Post a Comment