Ismail Suardi Wekke (STAIN Sorong, Papua Barat)
Dalam tiga kali kesempatan, beberapa rekan saya bertanya tentang berita di media soal berkenaan dengan media Jayapura Kota Injil.
Sejatinya, agama menjadi inspirasi bagi kehidupan, bahkan dalam pengelolaan bernegara sekalipun. Namun, pengusulan Manokwari sebagai Kota Injil, justru ditentang kalangan gereja sendiri. Perda tersebut tidak pernah disahkan sama sekali hingga sekarang.
Sementara kota Sorong, menurut saya layak dijadikan sebagai model kehidupan berbangsa dan bernegara:
https://www.academia.edu/24880198/CITRA_SORONG_GAMBARAN_MODEL_PANCASILA;
Adapun Islam, justru lebih awal menyebar di Papua dibanding agama lain, Islam menjadi bagian kehidupan sejak awal di daerah Selatan Papua seperti Raja Ampat, Kaimana, Fakfak:
https://www.academia.edu/10803151/ISLAM_DI_PAPUA_BARAT;
Agama tumbuh menjadi perekat dan bukannya alat pemecahbelah. Harmoni sosial terbangun dan senantiasa dalam pelbagai aspek kehidupan hingga bagian terdalam yaitu keluarga:
https://www.academia.edu/16782497/AGAMA_PERSAUDARAAN_DAN_IKATAN_EMOSIONAL_HARMONI_SOSIAL_MINORITAS_MUSLIM_PAPUA_BARAT.
Bahkan, bagi orang Bugis, Papua justru menjadi tanah kehidupan mereka:
https://www.academia.edu/26666225/ISLAM_AND_MUSLIM_MIGRATION_IN_NUSANTARA_THE_CASE_OF_BUGIS_AND_MADURA_IN_THE_EASTERN_INDONESIA.
Kalaupun ada masalah seperti di Tolikara, tentu memahami tidak hanya sebatas gambaran dan citra media:
https://www.academia.edu/14602330/MEMAHAMI_KASUS_TOLIKARA.
Sehingga, pemberitaan tentang Papua, perlu dilihat secara komprehensif dan bukan hanya dengan satu dan dua kalimat saja.
Terima kasih
0 comments:
Post a Comment