Oleh : Nanik Sudaryati
Kecurangan pada Pilkada Jakarta , memang luar biasa, dan kita sangat terkejut -kejut di daerah miskin yg nota bene masyarakatnya pernah "disiksa" Ahok (korban gusuran), masih ada memilih Ahok . Bahkan di daerah muslim /melayu seperti di Cililitan, Kramat Jati, Kembangan Utara ada beberapa TPS yg paslon 2 bisa dapat 100 persen alias 0 untuk 1dan 3.
Kecurangan pada Pilkada Jakarta , memang luar biasa, dan kita sangat terkejut -kejut di daerah miskin yg nota bene masyarakatnya pernah "disiksa" Ahok (korban gusuran), masih ada memilih Ahok . Bahkan di daerah muslim /melayu seperti di Cililitan, Kramat Jati, Kembangan Utara ada beberapa TPS yg paslon 2 bisa dapat 100 persen alias 0 untuk 1dan 3.
Rasa penasaran saya mulai menemukan titik terang , manakala sy mendapat kabar dari salah satu keluarga di Jakarta Utara , yg menerima per orang 700 ribu. Jadi karena keluarganya yg memilih 5 , maka mereka terima Rp 3,5 juta.
Jangan dikira mereka terima dari panitia atau dari Timses atau Partai, ternyata mereka menerima dari tangan RT dan RW yg bermain mata dengan Paslon . Jangan heran kalau petugasnya pun dibayar . Bagaimana dengan saksi ? Ternyata banyak saksi berkhianat , saksi yg dibayar misalnya oleh Paslon A 500 ribu, ternyata dia dapat 2-3 kali lipat dari Paslon B.
Bagaimana saya tahu detail ? Saya punya mantan karyawan yang seumur hidupnya dia jadi RT kemudian sekarang jadi RW di Klender.
Bagaimana saya tahu detail ? Saya punya mantan karyawan yang seumur hidupnya dia jadi RT kemudian sekarang jadi RW di Klender.
Saya kaget waktu dia naik panggung bersama Djarot pakai baju kotak -kotak dalam suatu acara . Saya kaget , tapi saya nggak bisa mengatakan dia berkhianat pada saya , lha wong dia sudah tdk menjadi karyawan saya lagi. Padahal tahun 1996, ketika awal saya memegang perusahaan media, dia seharusnya kena pangkas, tapi saya selamatkan , dan ikut saya hingga tahun lalu . Artinya dia sudah saya kasih "kehidupan" selama hampir 20 tahun.
Usut punya usut kenapa dia ke sebelah, ternyata sebagai RW dia terima duit puluhan juta . Belum lagi saat bagi duit ke warga, dia bisa ngentit alias motong misalnya yg harus dibagi Rp 1 juta, dia kasih 700 ribu.
Teman -teman semua, pada Putaran ke-2 ini , duit secara besar-besaran akan digelontorkan. Rakyat miskin akan "dibeli" dengan harga mahal, padahal pemilih Jakarta mayoritas kelas menengah -bawah.
Teman -teman semua, pada Putaran ke-2 ini , duit secara besar-besaran akan digelontorkan. Rakyat miskin akan "dibeli" dengan harga mahal, padahal pemilih Jakarta mayoritas kelas menengah -bawah.
Ngilu rasanya membayangkan yg bakal terjadi pada putaran kedua, ayo teman -teman sekuat kita , jangan hanya kita bicara di medsos , kita turun ke masyarakat bawah, kita kasih pengertian ke mereka, bahwa memilih Petahana , sama dengan mengulur penderitaan mereka beserta anak -cucunya. Kalau mereka tanya "Emang saya dapat apa kalau pilih Anis-Sandi?", " Nggak dapat apa -apa sekarang, tapi Insyallah penderitaan Anda dan keluarga segera berakhir, selain tentunya sebagai muslim Anda juga harus menjalankan perintah agama yg tertuang dalam ayat Al Qur'an"....
Kita memang rada capai mengajak bicara mereka, karena pada saat ini uang Rp 1 juta pasti luar biasa menggiurkan. Tapi ingatkan kewajibannya sebagai muslim, dan juga bangkitkan rasa cintanya pada tanah air. Kalau toh terpaksa dia mengatakan "butuh banget uang", Anda bilang 'Ambil uangnya, pilih yg bisa menyelamatkan anak -cucu Anda, dan menyelamatkan Anda di akherat" .
0 comments:
Post a Comment