Milisi Syiah Iran Memperkosa Para Muslimah Aleppo Dan Suara Teriakannya Diperdengarkan Lewat Pengeras Suara.
Brigadir Zahir Saket, komandan lapangan dari Tentara Pembebasan Suriah dan komandan Dewan Militer Revolusioner di Aleppo, mengungkap tentang pembantaian yang dilakukan oleh Milisi Syiah Iran dan Militer Basyar Al-Assad terhadap warga sipil di Suriah.
Saket mengungkapkan kondisi Aleppo, mengatakan: “Milisi-milisi Syiah, ketika mereka memasuki Aleppo, mereka memperkosa ibu-ibu dan putrinya yang berumur 13 tahun dan membunuh abangnya di depan mereka, lalu mengumpulkan anak-anak di daerah Sakhour setelah mereka kuasai dan duduki. Lalu merekapun memasang pengeras suara dan menyalakannya selama pemerkosaan terhadap perempuan berlangsung, agar seisi wilayah itu mendengarkan jeritan pilu wanita-wanita muslimah yang mereka perkosa itu”. Seperti yang dilansir situs MasrAlarabia, Selasa (27/12/2016).
Dalam sebuah wawancara dengan Masralarabia yang diterbitkan kemudian, Pemimpin Tentara Pembebasan menyatakan bahwa pembantaian yang dilakukan oleh bom udara brutal milik Rusia di Aleppo adalah dengan menggunakan semua jenis senjata yang dilarang digunakan secara internasional, mulai dari fosfor, bom tandan (cluster) dan bom kimia. Belum lagi ribuan barel peledak mematikan, yang semuanya dijatuhkan demi membunuh warga sipil.
Jumlah bom yang sudah dijatuhkan oleh Rusia dan Asad terhadap warga sipil setara dengan lima bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima. (km/MasrAlarabia)
Brigadir Zahir Saket, komandan lapangan dari Tentara Pembebasan Suriah dan komandan Dewan Militer Revolusioner di Aleppo, mengungkap tentang pembantaian yang dilakukan oleh Milisi Syiah Iran dan Militer Basyar Al-Assad terhadap warga sipil di Suriah.
Saket mengungkapkan kondisi Aleppo, mengatakan: “Milisi-milisi Syiah, ketika mereka memasuki Aleppo, mereka memperkosa ibu-ibu dan putrinya yang berumur 13 tahun dan membunuh abangnya di depan mereka, lalu mengumpulkan anak-anak di daerah Sakhour setelah mereka kuasai dan duduki. Lalu merekapun memasang pengeras suara dan menyalakannya selama pemerkosaan terhadap perempuan berlangsung, agar seisi wilayah itu mendengarkan jeritan pilu wanita-wanita muslimah yang mereka perkosa itu”. Seperti yang dilansir situs MasrAlarabia, Selasa (27/12/2016).
Dalam sebuah wawancara dengan Masralarabia yang diterbitkan kemudian, Pemimpin Tentara Pembebasan menyatakan bahwa pembantaian yang dilakukan oleh bom udara brutal milik Rusia di Aleppo adalah dengan menggunakan semua jenis senjata yang dilarang digunakan secara internasional, mulai dari fosfor, bom tandan (cluster) dan bom kimia. Belum lagi ribuan barel peledak mematikan, yang semuanya dijatuhkan demi membunuh warga sipil.
Jumlah bom yang sudah dijatuhkan oleh Rusia dan Asad terhadap warga sipil setara dengan lima bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima. (km/MasrAlarabia)
0 comments:
Post a Comment